pemabuk 2d

    Release time:2024-10-08 00:26:26    source:triototo   

pemabuk 2d,detiknews sepakbola,pemabuk 2dJakarta, CNN Indonesia--

Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia berniat memindahkan markas tim relawan setelah situasi di RafahJalur Gaza selatan, semakin memburuk.

Ketua Tim Medis Darurat MER-C, Arief Rachman, mengatakan pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan pemindahan lokasi penginapan para relawan ke wilayah yang lebih aman lantaran lokasi saat ini dekat dengan daerah yang diinvasi pertama kali oleh pasukan militer Israel.

Lihat Juga :
Presiden Palestina Salahkan Hamas soal Agresi Israel di Gaza, Ada Apa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Al-Mawasi, ada kamp yang berada di dekat pantai. Kamp tersebut menjadi pusat lokasi pengungsian yang menampung warga Palestina, baik dari Rafah timur, Rafah barat, maupun warga dari Gaza utara.

"Saat ini konsentrasi dari pengungsi, baik dari utara, dari Rafah timur, sebagian Rafah barat, itu saat ini berada di kamp Mawasi. Hanya saja pertimbangannya adalah di kamp Mawasi ini minim fasilitas," ujar dia.

Menurut Arief, rumah-rumah di kamp tersebut tak banyak yang dilengkapi listrik dan air. Bahkan, rumah kosong saja kemungkinan sudah sangat sulit dicari mengingat kawasan itu menjadi pusat pengungsian.

Oleh sebab itu, jika para relawan nantinya dipindahkan ke kamp Al Mawasi, mereka akan ditempatkan di sekitar rumah sakit atau klinik dan tinggal dengan menggunakan tenda.

Lihat Juga :
Apa Penyebab Kaledonia Baru Rusuh Sampai Prancis Tetapkan Darurat?

"Atau pertimbangan yang lain bergerak lebih ke utara, masuk ke Gaza tengah, berada di Deir al-Balah. Walau sebenarnya Deir al-Balah ini juga relatif tidak lebih aman dibandingkan Gaza selatan karena serangan-serangan yang dilakukan militer terhadap wilayah di Gaza tengah juga semakin intens dalam hari-hari belakangan," ucap dia.

Arief menjelaskan 12 relawan MER-C hingga kini masih terjebak di Gaza selatan sejak Israel menyerang Rafah 6 Mei lalu. Mereka terdiri dari sembilan tenaga medis dan tiga orang non-medis.

Untuk tim medis, kata Arief, mereka bertugas di tiga rumah sakit, yakni RS Yusuf an-Najjar, RS Emirat, dan klinik Tal Sultan.

Kendati begitu, setelah serangan Zionis ke Rafah, RS Yusuf an-Najjar dan RS Emirat kini berada di wilayah zona merah. Tim medis pun saat ini hanya bisa bertugas di klinik Tal Sultan.

Lihat Juga :
Pria Hilang 26 Tahun, Ternyata Diculik Cuma 200 Meter dari Rumah

Dalam kesempatan yang sama, Liaison Officer Tim Medis Darurat MER-C, Merissa Noriti, menjelaskan lokasi penginapan para relawan sebetulnya masih berada di wilayah aman.

Namun, MER-C tetap berusaha mencari lokasi alternatif untuk mengantisipasi segala kemungkinan.

"Jadi saat ini kami sedang meninjau berapa lokasi, itu di daerah Al Mawasi dan daerah Deir al-Balah dan juga ada opsi untuk tinggal berbarengan dengan rumah sakit," ucapnya.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 35.200 warga Palestina. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.

Sejak Israel menyerang dan mengambil kendali perbatasan Rafah pada 6 Mei, warga Palestina terus dilanda krisis kemanusiaan. Pasalnya, Mesir menutup pintu perbatasan sehingga tak ada bantuan kemanusiaan yang bisa memasuki Gaza sampai sekarang.

(blq/bac)