nomor punggung pedri

    Release time:2024-10-07 23:55:52    source:ulat 2d   

nomor punggung pedri,errk erek 2d,nomor punggung pedriJakarta, CNN Indonesia--

Agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam debat Capres ASantara Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dan rivalnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, pada Selasa (10/9) malam waktu lokal.

Moderator ABC News,stasiun televisi yang menjadi tuan rumah perhelatan debat capres AS kali ini, melemparkan pertanyaan kepada Trump dan Harris soal bagaimana strategi mereka menyikapi upaya perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang masih saja buntu. 

Lihat Juga :
Debat Capres AS: Trump Klaim Harris Benci Israel, Yahudi Bakal Lenyap

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi kita harus memiliki solusi dua negara di mana kita dapat membangun kembali Gaza, di mana Palestina memiliki keamanan, bisa menentukan nasib mereka sendiri, dan memiliki martabat yang pantas mereka dapatkan," lanjutnya.

Sementara itu, merespons pertanyaan yang sama, Trump mengatakan perang Israel-Hamas tak akan terjadi jika dirinya presiden, begitu pula dengan perang Rusia-Ukraina.

Trump berujar dirinya dahulu telah mengebiri Iran dengan menjatuhkan berbagai sanksi sehingga tak ada sedikitpun bantuan yang masuk dari Teheran ke proksi-proksi mereka di Timur Tengah, termasuk Hamas. Hamas menurutnya mendapatkan persenjataan karena pasokan signifikan dari Iran.

Beda cerita dengan saat ini, di mana di bawah pemerintahan Presiden petahana Joe Biden, Iran bergerilya memasok senjata dan dana ke proksi-proksinya karena AS mencabut sanksi-sanksi yang telah dijatuhkan Trump.

Lihat Juga :
Apa Itu Project 2025 yang Dipakai Kamala Harris Serang Trump di Debat?



Lihat Juga :
Harris di Debat Capres: Trump Tukar 'Surat Cinta' dengan Kim Jong Un

"Iran hancur di bawah Donald Trump. Tapi sekarang Iran memiliki $300 miliar karena mereka (pemerintahan Biden) mencabut semua sanksi yang saya jatuhkan," ujar Trump.

Trump pun menegaskan jika dirinya terpilih sebagai presiden, ia akan menyelesaikan konflik ini dengan cepat, termasuk konflik Rusia dan Ukraina.

"Jika saya Presiden Terpilih, saya akan menyelesaikannya bahkan sebelum menjadi presiden," kata Trump.

Lihat Juga :
Topan Yagi Tewaskan 141 Orang di Vietnam, 59 Masih Hilang

Trump tuduh Kamala Harris benci Israel

Dalam kesempatan itu, Trump juga sempat menuding bahwa Kamala Harris membenci Israel.

Trump mengatakan Harris bahkan tak mau repot-repot menunjukkan batang hidung kala Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres AS.

"Dia menolak untuk berada di sana karena dia berada di pesta mahasiswinya. Dia ingin pergi ke pesta mahasiswi. Dia membenci Israel," kata Trump.

Trump bahkan mengatakan jika Harris terpilih menjadi presiden, Israel dipastikan akan lenyap dalam dua tahun.

"Jika dia menjadi presiden, saya percaya bahwa Israel tidak akan ada dalam dua tahun dari sekarang. Dan saya cukup pandai dalam prediksi. Saya harap saya salah tentang yang satu itu," ucapnya.

Pilihan Redaksi
  • Timor Leste Banjir Kritik usai Gelontor Rp185 M Sambut Paus Fransiskus
  • Timor Leste Bersolek Rp185 M untuk Paus sampai Cerita WNI Ikut Misa
  • Harris Semprot Trump Bahas Biden: Anda Akan Lawan Saya, Bukan Biden

Merespons ini, Harris membantah dirinya membenci Israel. Ia menegaskan seluruh karier dan hidupnya selalu tertuju pada Israel dan rakyat Israel.

Harris pun menyerang balik Trump dengan mengatakan sang eks Presiden tergila-gila dengan para diktator, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

Kekaguman Trump pada para diktator ini menunjukkan dirinya yang "lemah dan salah dalam keamanan nasional dan kebijakan luar negeri". Ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa Trump berniat memerintah AS sebagai seorang autokrat.

"Diketahui bahwa dia mengagumi diktator, ingin menjadi diktator pada hari pertama memerintah menurut dirinya sendiri. Diketahui bahwa dia mengatakan tentang Putin bahwa ia dapat melakukan apa pun yang dia inginkan dan pergi ke Ukraina. Sudah diketahui ketika dia mengatakan ketika Rusia masuk ke Ukraina itu brilian. Diketahui bahwa dia bertukar surat cinta dengan Kim Jong Un," kata Harris.

"Dan sangat diketahui bahwa para diktator dan autokrat ini mendukung Anda untuk menjadi presiden lagi karena sangat jelas mereka dapat memanipulasi Anda dengan sanjungan dan bantuan. Dan itulah sebabnya begitu banyak pemimpin militer yang pernah bekerja dengan Anda mengatakan kepada saya bahwa Anda adalah aib. Itulah sebabnya kita memahami bahwa kita harus memiliki presiden yang tidak secara konsisten lemah dan salah dalam keamanan nasional, termasuk pentingnya menegakkan dan menghormati militer kita setinggi-tingginya," lanjut Harris.

(blq/rds)