kakak marselino ferdinan

    Release time:2024-10-08 00:22:53    source:putaran kamboja   

kakak marselino ferdinan,aston 777 slot,kakak marselino ferdinanJakarta, CNN Indonesia--

Pihak berwenang Israelmempersiapkan pemindahan paksa sekelompok pasien berkebangsaan Palestinayang dirawat di rumah sakit Yerusalem Timur ke Jalur Gaza.

Pengiriman para pasien ini dilakukan di tengah agresi Israel yang terus berkecamuk dan di tengah krisis kesehatan serta krisis tenaga medis di daerah kantong tersebut. Otoritas Zionis berencana mengirim mereka pekan ini.

Berdasarkan keterangan pejabat rumah sakit, 22 warga Gaza yang akan dikirim di antaranya termasuk lima bayi yang baru lahir beserta ibu mereka, pasien kanker yang sedang tak bergejala, dan beberapa orang yang menemani mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Kementerian Pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan Palestina, COGAT, selama berbulan-bulan telah meminta pejabat RS untuk memberikan daftar pasien yang tidak lagi memerlukan rawat inap di sana.

Daftar itu dipakai untuk memulangkan mereka kembali ke Gaza, demikian kata para pejabat RS kepada CNN.

Para pasien dalam daftar itu, diperkirakan bakal naik bus ke penyeberangan Kerem Shalom yang menghubungkan antara Gaza dan Israel pada Rabu (20/3).

Di antara mereka, ada Nima Abu Garrara, ibu dua anak kembar asal Rafah yang melahirkan di Rumah Sakit Makassed pada 5 Oktober lalu. Mereka kini tak akan lagi merasakan keamanan RS karena harus merasakan langsung peperangan.

"Jika saya kembali [ke Gaza] bersama anak-anak, kemana kami harus pergi? Di mana saya bisa mendapatkan popok dan susu?" tanyanya putus asa.

"Gaza tidaklah sama dengan yang dulu," imbuhnya.

Saat dimintai keterangan oleh CNN, COGAT menegaskan warga Palestina yang tak lagi membutuhkan perawatan medis lebih lanjut akan dikirim kembali ke Gaza. COGAT juga menyatakan bakal mengoordinasikan pemulangan mereka dengan organisasi bantuan internasional.

"Jika ada pasien yang butuh perawatan medis lebih lanjut, COGAT akan mengatur masa tinggal mereka dengan rumah sakit untuk menjaga kesehatan mereka," demikian keterangan badan tersebut.

Lihat Juga :
Pejabat Yahudi Tertinggi di AS Sebut Netanyahu Ancaman Israel

Sementara itu, CEO rumah sakit, Dr Fadi Atrash, mengatakan pihaknya telah menolak kala otoritas Israel meminta rumah sakit memberikan daftar tersebut.

"Kami sepakat bahwa mereka masih perlu dirawat," ujar dia.

Kendati begitu, Israel terus menekan mereka hingga mereka kehabisan pilihan.

"Ini bukan permintaan kami. Ini benar-benar membuat kami frustrasi. Kami (belum) bisa membantu orang-orang di Gaza sejak awal perang. Sebagai dokter, ini adalah perasaan yang kami rasakan sehari-hari, bahwa kami tidak bisa melakukan apa-apa," ucap Atrash.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALQatar Ultimatum Israel Serang Rafah sampai Rumor Penerus Kim Jong Un

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 31.900 orang. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.

Pasukan militer Israel masih dan terus menyerang brutal Gaza tanpa pandang bulu. Terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan telah mengizinkan militer untuk memperluas operasi ke Rafah, wilayah ujung selatan Gaza yang menjadi tempat mengungsi sebagian besar warga Palestina imbas perang.

(blq/bac)