gooalo

    Release time:2024-10-08 00:06:57    source:statistik armando broja   

gooalo,mimpi belanja di pasar,gooaloJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingati Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal serangan darat pasukan Zionis ke Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina.

Biden merasa sangat khawatir soal serangan besar-besaran Israel ke Rafah dan menurutnya itu akan menjadi sebuah "kesalahan."

Lihat Juga :
Korsel Bongkar Kode Korut soal Penerus Takhta Kim Jong Un, Siapa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian berujar, "Operasi darat besar-besaran akan menjadi kesalahan."

Sullivan mengatakan Biden menyinggung soal lebih banyak korban sipil tak berdosa yang tewas, krisis kemanusiaan yang lebih buruk, hingga posisi Israel yang kian terisolasi secara internasional.

Lihat Juga :
Kongres AS Panggil Penyidik yang Sebut Biden Idap Gangguan Jiwa

Sejauh ini, tercatat 1,5 juta jiwa berada di Rafah imbas agresi Israel ke Gaza pada 7 Oktober. Banyak di antara mereka yang mengungsi dan tinggal di tenda-tenda selama operasi pasukan Zionis.

Biden juga meminta Netanyahu untuk memperhatikan "kekhawatiran AS" soal Rafah dan penggunaan alternatif lain untuk menyerang Hamas.

Di kesempatan itu, Netanyahu juga sepakat untuk mengirim pejabat keamanan senior Israel dan anggota badan intelijen ke Washington guna menjelaskan rencana serangan Rafah.

Pilihan Redaksi
  • Militer Israel Makin Gila Serbu RS Al Shifa Pakai Tank dan Tembakan
  • China Minta Warga Jauhi Tempat Judi sampai Putin Menang Pemilu Rusia
  • Raup 87,8 Persen Suara, Kenapa Putin Selalu Menang Pemilu Rusia?

Peringatan Biden muncul usai Netanyahu menyetujui serangan darat di Rafah.

Sejumlah pihak mewanti-wanti serangan tersebut akan menimbulkan bencana kemanusiaan. Namun, Israel tak mempertimbangkan seruan itu.

Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.

Hingga kini total korban meninggal akibat agresi Israel mencapai lebih dari 31.000 mayoritas anak-anak dan perempuan.

(isa/rds)