kakekmerah88

    Release time:2024-10-07 23:37:01    source:desobet   

kakekmerah88,togel 80,kakekmerah88

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga emas dunia melemah meskipun ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), terus meningkat menjelang pertemuan pekan depan. Apa yang sedang terjadi?

Berdasarkan Refinitiv, pada Rabu (11/9/2024) pukul 16:15 WIB, harga emas tercatat di posisi US$ 2.523,64 per troy ons, naik 0,30% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Baca:
Pemilik Emas Makin Happy! Dua Hari Naik Terus


Sebelumnya, harga emas sempat mencapai puncaknya pada 5 September 2024 di level US$ 2.516,32 per troy ons. Namun setelah itu, emas mengalami pergerakan yang lebih stabil dengan kecenderungan sideways, dipengaruhi oleh proyeksi penurunan suku bunga oleh The Fed.

Meskipun demikian, penguatan dolar AS serta kenaikan imbal hasil US Treasury masih menjadi tekanan utama bagi harga emas. Indeks dolar menguat ke level 101,50, sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik menjadi 4,00%. Penguatan dolar membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga menurunkan permintaan. Selain itu, emas yang tidak memberikan imbal hasil dianggap kurang menarik dibandingkan US Treasury yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dijadwalkan rilis malam ini. Menurut survei Reuters, IHK utama diperkirakan meningkat 0,2% secara bulanan pada Agustus, tidak berubah dari bulan sebelumnya.

The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada setiap dari tiga pertemuan kebijakan tersisa di 2024, menurut mayoritas ekonom dalam survei Reuters, dengan hanya sembilan dari 101 yang memperkirakan pemotongan setengah poin minggu depan.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Pemotongan suku bunga seharusnya menunjukkan dolar yang lebih lemah dan, secara langsung, emas akan mendapat manfaat, tetapi pasar mungkin sudah berlebihan berspekulasi sebelum pergeseran kebijakan The Fed yang sudah lama dinantikan, sehingga harga mungkin turun sebelum naik lebih tinggi, kata analis independen Ross Norman.

"Emas masih berada dalam pola perdagangan yang terbatas, namun dengan kecenderungan positif. Kami mungkin akan melihat puncak baru harga emas pada 2024 dan saya tidak akan terkejut jika terjadi uji level US$ 2.650," tambah Norman.

Data lain yang akan dirilis minggu ini termasuk Indeks Harga Produsen AS dan klaim pengangguran awal.

Harga emas batangan telah naik lebih dari 22% sejauh tahun ini dan mencatatkan rekor tertinggi berturut-turut, didorong oleh optimisme pemotongan suku bunga, gejolak geopolitik, dan permintaan kuat dari bank sentral.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">