a1togel login

    Release time:2024-10-08 02:05:55    source:angka burung   

a1togel login,alpatoto,a1togel loginJakarta, CNN Indonesia--

Putra Mahkota sekaligus Perdana MenteriArab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), dituduh pernah memalsukan tanda tangan ayahnya, Raja Salman, guna merealisasikan perang dengan milisi Houthi Yaman pada 2015.

Mantan kepala intelijen Saudi, Saad al-Jabri, mengatakan dalam dokumenter BBC The Kingdom: The World's Most Powerful Prince menuduh MbS memalsukan tanda tangan Raja Salman dalam dekrit kerajaan yang menempatkan pasukan darat Riyadh di Yaman.

Lihat Juga :
Drone Hizbullah Masuk Rumah PM Netanyahu, Israel Kelabakan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terkejut bahwa ada dekrit kerajaan yang mengizinkan intervensi darat," kata Jabri kepada BBC.

"Dia memalsukan tanda tangan ayahnya untuk meloloskan dekrit kerajaan tersebut," lanjutnya, seperti dikutip Middle East Eye(MEE).

Al-Jabri mengklaim pernyataan dia dalam dokumenter benar seiring dengan dirinya yang memiliki sumber "kredibel dan dapat diandalkan".

Middle East Eye belum bisa memverifikasi klaim tersebut secara independen.

Meski begitu, mengamini klaim al-Jabri, mantan kepala badan intelijen Inggris MI6 John Sawers juga mengatakan kepada BCC bahwa dekrit kerajaan Saudi terkait perang Yaman bukanlah keputusan Raja Salman.

Lihat Juga :
Kronologi Drone Hizbullah Masuk Rumah Netanyahu hingga Israel Panik

Ia mengaku tak tahu apakah MbS memalsukan tanda tangan sang raja, namun "jelas bahwa ini merupakan keputusan MbS untuk mengintervensi militer di Yaman."

"Itu bukan keputusan ayahnya, meskipun ayahnya diseret bersamanya," ucap Sawers.

Al-Jabri merupakan mantan komandan kedua di Kementerian Dalam Negeri Saudi. Saat itu, ia di bawah kepemimpinan Mohammed bin Nayef (MbN) yang menjabat Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri Pertama Saudi.

Al-Jabri saat ini dicap sebagai pembelot Saudi. Ia menetap di Kanada usai melarikan diri dari Negeri Minyak pada 2017.

Lihat Juga :
Tentara Korut Membelot ke Korsel, Kabur Terobos Perbatasan

Tak lama setelah itu, MbN juga ditempatkan di bawah tahanan rumah.

Kepada salah satu media, al-Jabri mengaku nyawanya telah lama diburu MbS. Kedua anaknya yang tinggal di Saudi pun terkena imbas, yakni dipenjara atas tuduhan bermotif politis guna memaksanya kembali ke Saudi.

CNNIndonesia.comtelah menghubungi pihak Kedutaan Besar Saudi di Indonesia terkait laporan ini dan belum mendapatkan jawaban.

(blq/bac)