klasemen liga inggris divisi 2

    Release time:2024-10-07 23:52:54    source:fts 23 mod bri liga 1   

klasemen liga inggris divisi 2,fixie soloist 77,klasemen liga inggris divisi 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Fenomena perubahan iklim terus menjadi sorotan para ahli lingkungan. Para peneliti pun terus mencari sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena yang membuat bumi makin panas ini.

Dalam sebuah temuan, para ilmuwan dari menemukan garis kondensasi pesawat atau yang akrab dikenal dengan sebutan contrails nyatanya juga memiliki dampak lingkungan yang besar. Diklasifikasikan sebagai emisi non-CO2 dari pesawat, pada jejak kondensasi tersebut menjadi subjek simposium Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Contrails adalah awan yang terbentuk di ketinggian tinggi di daerah yang dingin dan lembab yang disebut daerah es jenuh (ISSR). Ketika bahan bakar jet dibakar oleh mesin, uap air mengembun pada partikel jelaga untuk membentuk kristal es.

Kristal es yang cukup banyak mulai membentuk awan cirrus. Setelah terbentuk, awan putih ini akan tampak membuntuti di belakang pesawat saat melintasi langit.

"Jejak-jejak ini memerangkap sebagian panas yang naik dari Bumi pada malam hari, mencegahnya terpancar kembali keluar dari atmosfer sehingga bertindak sebagai gas rumah kaca, yang menyebabkan pemanasan," jelas Donald Wuebbles, seorang profesor di Universitas Illinois dikutip AFP, Kamis (26/9/2024).

"Jejak kondensasi yang bertahan di langit selama beberapa menit tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun jika terbentuk pada malam hari, jejak tersebut mungkin akan bertahan sedikit lebih lama, dan pada malam hari jejak tersebut dapat menyebabkan efek pemanasan," ujarnya.

"Apa dampaknya? Emisi non-CO2 dapat mencapai hingga dua pertiga dari dampak penerbangan terhadap pemanasan global, yang memberi Anda gambaran tentang betapa pentingnya hal tersebut untuk dipertimbangkan."

Menurut studi tahun 2021, jejak kondensasi dapat membentuk hingga 57% dari dampak penerbangan pada pemanasan global, jauh lebih banyak daripada emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar. Namun, emisi tersebut berumur pendek dibandingkan dengan CO2 dan dampaknya terhadap pemanasan global dapat dengan cepat berkurang

Meski begitu, tidak semua penerbangan menghasilkan contrails. Hal itu dapat bergantung pada kondisi cuaca dan lintasan pesawat.

Misalnya, di Air France, hanya 4% penerbangan yang bertanggung jawab atas sekitar 80% dampak jejak kondensasi maskapai terhadap pemanasan global. Diketahui, pilot maskapai itu melakukan lebih dari 3.000 pengamatan selama 18 bulan dengan tujuan menghindari wilayah terbang yang beresiko karena cuaca.

"Risiko utamanya adalah dengan mengira Anda menghindari suatu area, Anda bisa saja terbang ke sana karena cuacanya agak berbeda dari prakiraan cuaca," kata perwakilan Air France, Irene Boyer-Souchet.

Laporan University of Cambridge menyebutkan bahwa mempercepat penerapan sistem penghindaran jejak kondensasi global dapat mengurangi dampak penerbangan terhadap iklim hingga 40%. Namun, Boyer-Souchet menyebut pemberlakukan penghindaran jejak kondensasi ini akan semakin rumit diterapkan di masa depan.

"Namun, semakin banyak penerbangan di udara, semakin rumit penerapan sistem semacam itu," tuturnya.


(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Pesawat Rusia Terobos Perbatasan Jepang

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Pesawat Boeing Tergelincir dari Landasan Pacu Bandara Senegal, 11 Luka