acegaming88

    Release time:2024-10-07 23:51:34    source:keluaran mexico   

acegaming88,arti angka 69 dalam togel,acegaming88

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia menjadi sala satu negara di dunia yang paling banyak mengonsumsi mikroplastik setiap bulannya. Bahkan, catatan ini mengalahkan dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Filipina.

Melansir dari News Week, Indonesia; Malaysia; dan Filipina adalah tiga negara dengan peringkat teratas di Asia Tenggara yang paling banyak mengonsumsi mikroplastik. Dalam hal ini, mikroplastik dikonsumsi melalui makanan.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, para ilmuwan dari Cornell University mencatat bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik setiap bulannya. Menurut para ahli, sumber utama mikroplastik tersebut adalah makanan laut.

"Sebagai perbandingan, asupan makanan [mengandung mikroplastik] di Amerika Serikat (AS) sekitar 2,4 gram per bulan," tulis laporan studi tersebut.

Pilihan Redaksi
  • Studi Temukan Mikroplastik Menyusup ke Penis, Ahli Tak Kaget
  • 5 Makanan Ini Terbukti Ilmiah Tingkatkan Memori & Fungsi Otak

Berbanding balik dengan Indonesia, Paraguay justru menjadi negara dengan tingkat konsumsi mikroplastik terendah di dunia, yakni "hanya" 0,85 gram per bulan.

Sementara itu dalam hal menghirup mikroplastik, Mongolia dan China kompak menduduki posisi pertama terbanyak di dunia dengan masyarakatnya yang menghirup lebih dari 2,8 juta partikel mikroplastik per bulan. Kemudian, Inggris dan Irlandia menduduki posisi ketiga dengan menghirup 791.500 partikel per bulan.

Sebagai informasi, mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter. Mikroplastik dapat ditemukan dalam limbah industri dan produk kecantikan atau bisa terbentuk selama penguraian sampah plastik yang lebih besar.

Saat ini, mikroplastik "menghantui" manusia dengan berada di makanan, air, hingga udara. Menurut perkiraan, setiap individu menelan setidaknya mikroplastik yang jika digabungkan berukuran satu kartu kredit per minggunya. Namun, jumlah mikroplastik yang tertelan juga bergantung pada lokasi.

Berkaitan dengan data-data di atas, para ilmuwan dari Cornell University meneliti data dari seluruh dunia untuk menentukan negara mana yang memiliki paparan mikroplastik tertinggi melalui berbagai metode konsumsi.

Menurut penulis studi, Fengqi You, paparan mikroplastik bergantung pada berbagai parameter yang berbeda. Adapun, faktor langsung paparan mikroplastik termasuk penyerapan mikroplastik melalui makanan akibat budaya makanan lokal dan konsentrasi mikroplastiknya, serta penyerapan mikroplastik melalui udara yang ditentukan oleh jumlah mikroplastik yang tersuspensi di udara.

Baca:
10 Ikan Ini Mengandung Merkuri Tinggi, Wajib Tahu Sebelum Beli

Sementara itu, faktor tidak langsung dari paparan mikroplastik adalah dukungan ekonomi dan peraturan untuk pemantauan serta pembatasan mikroplastik dalam makanan dan bahan kemasan. Lalu, faktor tidak langsung lainnya adalah tingkat industrialisasi dan produksi limbah.

"Penyerapan mikroplastik oleh manusia adalah konsekuensi langsung dari limbah plastik pascakonsumsi di era industrialisasi saat ini," kata You.

"Mengingat distribusinya yang luas dan risiko yang tidak dapat dihindari di seluruh wilayah global, tingkat keparahan penyerapan mikroplastik mungkin sama dengan partikel di udara atau partikel asing lainnya yang tertelan," lanjutnya.

You mengatakan, cara terbaik untuk meminimalisir tingkat konsumsi mikroplastik adalah menggunakan bahan non-plastik yang dapat digunakan berkali-kali, seperti wadah kaca dan aluminium.


(rns/rns) Saksikan video di bawah ini:

Video: Banjir Kosmetik Impor di Indonesia, Gara-Gara Regulasi?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Warga Indonesia Paling Banyak Makan Plastik, Ini 5 Sumbernya