mimpi semut merah

    Release time:2024-10-08 04:12:35    source:jepangpkv   

mimpi semut merah,top up chip ungu 1m via dana,mimpi semut merahJakarta, CNN Indonesia--

Parlemen Thailandakan kembali menggelar pemungutan suara putaran kedua pada Rabu (19/7), untuk memilih perdana menteri (PM) baru.

Pemimpin Partai Move Forward (MFP) Pita Limjaroenrat digadang-gadang mendapat dukungan kuat dari masyarakat untuk menjadi PM, meski sempat kalah dalam putaran pertama pada 13 Juli lalu.

Pita hanya mengantongi 324 suara di parlemen, kurang 51 suara untuk mencapai minimal 375 suara yang dibutuhkan calon PM demi membentuk pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana sistem pemilihan perdana menteri di Thailand?

Pemilihan perdana menteri di Thailand melalui sistem parlemen bikameral atau dua kamar.

Calon perdana menteri harus mendapatkan dukungan lebih dari setengah legislatif bikameral yang terdiri atas majelis rendah dan Senat.

[Gambas:Video CNN]

Partai-partai harus memenangkan 25 kursi di majelis rendah untuk bisa mencalonkan seorang perdana menteri.

Pada pemilu ini, Pita sudah meraup 60 persen suara di majelis rendah. Namun ia dijegal oleh Senat yang sebagian besar diisi orang-orang pilihan junta militer.

Hanya 13 dari 249 senator yang memilih Pita di putaran pertama, sementara yang lainnya menolak maupun abstain.

Lihat Juga :
Demo Israel Berlanjut, Warga 'Ngamuk' Tolak Reformasi Peradilan

Kenapa Pita tak kunjung menang?

Batu sandungan utama Pita adalah rencana MFP mengubah pasal 112 kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Pasal ini melarang penghinaan terhadap kerajaan, yang dianggap melewati garis batas oleh partai Pita.

Pita menjelaskan bahwa amandemen itu untuk mencegah undang-undang digunakan sebagai alat politik. Pita menegaskan pihaknya tak berencana mengubah kebijakan hukumnya.

Apakah Pita bisa menang?

Pita yakin dirinya bakal memenangkan putaran kedua ini karena delapan partai sudah mengumumkan dukungan terhadapnya.

Lihat Juga :
Pindah ke Belarus, Wagner Group Tutup Pangkalan Utama di Rusia Selatan

Kendati begitu, tiga partai konservatif yang punya 106 kursi jika digabungkan, menyatakan bahwa mereka tidak mau mendukung seorang kandidat yang ingin mengubah pasal 112.

Bagaimana jika Pita gagal?

Pita menegaskan akan memberi jalan bagi partai aliansinya, Partai Pheu Thai, untuk mencalonkan salah satu kandidat mereka jika dia gagal dalam putaran kedua ini.

Lihat Juga :
Pasukan Khusus Israel Ancam Mogok di Tengah Isu Perang Saudara

Pheu Thai merupakan partai paling dominan dalam sejarah pemilu Thailand. Partai ini punya sejarah pahit dengan pembentukan militer yang telah menggulingkan tiga pemerintahannya.

Jika Pheu Thai tidak bisa mendapatkan suara, maka menjalin kesepakatan dengan beberapa partai konservatif bisa jadi satu-satunya alternatif agar bisa memerintah. Namun, skenario itu tentu akan mengecualikan Partai Move Forward.

(blq/dna)