erek-erek badak

    Release time:2024-10-08 00:15:55    source:roxy138   

erek-erek badak,erek-erek sepeda,erek-erek badakJakarta, CNN Indonesia--

Prancis menangkap pendiri sekaligus CEO aplikasi chat Telegram, Pavel Durov, di bandara Bourget, Paris, pada Sabtu (24/8) malam waktu setempat.

Penangkapan berlangsung kala Durov dikabarkan sedang bepergian menggunakan jet pribadinya. Menurut sejumlah sumber TF1 TV, Durov memang telah menjadi target surat penangkapan di Prancis.

Lihat Juga :
320 Roket Katyusha Hizbullah Hujani Israel, Bandara Tel Aviv Ditutup

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan TF1, Durov kemungkinan ditahan dalam tahanan praperadilan.

Menurut sumber yang dikutip media Prancis dan dilaporkanMoscow Times, penangkapan Durov disebabkan dugaan perusahaan aplikasi pesan instannya itu terus mengizinkan aktivitas kriminal.

Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Durov atas tuduhan terlibat dalam penangkapan narkoba, kejahatan terhadap anak-anak, dan penipuan karena minimnya moderasi di Telegram.

Tuduhan itu juga dilayangkan terhadap Durov lantaran Telegram dianggap gagal bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu memberantas segala bentuk kejahatan tersebut yang terjadi melalui aplikasi tersebut.

Lihat Juga :
Israel-Hizbullah Saling Tembak Puluhan Roket, Sirene Darurat Meraung

"Di platformnya, ia membiarkan sejumlah pelanggaran dan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya dilakukan, yang mana ia tidak melakukan apa pun untuk memoderasi atau bekerja sama [dengan penegak hukum]," bunyi laporan TF1mengutip pernyataan seorang sumber yang dekat dengan kasus tersebut.

Surat perintah penangkapan itu dilaporkan hanya berlaku di Prancis.

Prancis telah melarang Durov masuk dan dirinya juga disebut mengetahui bahwa telah masuk dalam daftar persona non-grata negara itu.



Pria kelahiran Rusia ini memang jarang bepergian ke Eropa dan menghindari negara-negara yang mempermasalahkan operasional Telegram.

Durov selama ini berdomisili di Dubai. Ia telah menjadi warga negara Prancis sejak Agustus 2021.

Durov, yang juga pendiri jejaring sosial VKontakte, meninggalkan Rusia pada 2014 setelah ia menolak membagikan data pengguna VKontakte dengan lembaga keamanan Rusia.

Pilihan Redaksi
  • Media Asing Soroti Gaya Hidup Mewah Keluarga Jokowi
  • ISIS Klaim Bertanggung Jawab dalam Insiden Penusukan di Jerman
  • Israel-Hizbullah Perang Roket-Drone, Netanyahu Tetapkan Status Darurat

Rusia kemudian gagal memblokir Telegram karena menolak untuk menyediakan komunikasi daring pengguna kepada lembaga keamanan negara.

Usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, Telegram menjadi sumber utama konten yang tidak difilter, dan terkadang vulgar dan menyesatkan, dari kedua belah pihak tentang perang dan politik seputar konflik tersebut.

Aplikasi tersebut telah menjadi sarana komunikasi pilihan bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pejabatnya. Kremlin dan pemerintah Rusia juga menggunakannya untuk menyebarkan berita mereka.

Durov, yang kekayaannya ditaksir oleh Forbes sebesar US$15,5 miliar, mengatakan beberapa pemerintah telah berupaya menekannya, tetapi aplikasi tersebut, yang kini memiliki 900 juta pengguna aktif, harus tetap menjadi "platform netral" dan bukan "pemain dalam geopolitik."

(rds/rds)