merah777

    Release time:2024-10-08 00:22:53    source:puas bet   

merah777,berjayatogel login,merah777Jakarta, CNN Indonesia--

Turki memblokir akses ke platform media sosial Instagram tanpa menyebutkan alasan atau durasi larangan tersebut pada Jumat (2/8).

Larangan itu mulai efektif per hari ini setelah Otoritas Teknologi Informasi dan Komunikasi Turki (BTK) menerbitkan keputusan di situs webnya.

Lihat Juga :
Kenapa Iran Kebobolan Pembunuhan Haniyeh, Padahal Aman di Qatar-China?

Langkah ini berlaku dua hari setelah Turki mengkritik Instagram lantaran menghapus setiap unggahan berisi pesan belasungkawa terhadap kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Altun memprotes langkah itu dilakukan Instagram tanpa memberikan penjelasan soal pelanggaran kebijakan apa pun.

Dikutip Reuters, hingga kini belum ada komentar langsung dari induk Instagram Meta Platforms Inc META.O tentang klaim Altun ataupun keputusan Turki hari ini.

Lihat Juga :
Proksi Iran Mulai Merapat, Siaga Serang Israel usai Haniyeh Dibunuh

Ismail Haniyeh dinyatakan tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7) dini hari. Hamas menuduh Israel dalang di balik serangan ini.

Menurut investigasi sejauh ini, Haniyeh tewas bukan karena serangan rudal, melainkan ledakan bom yang ditanam jauh-jauh hari di tempat dirinya menginap di Teheran. 

Haniyeh sendiri sedang menempati salah satu kediaman veteran perang di utara Teheran saat serangan itu terjadi. Ia datang ke Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Pilihan Redaksi
  • Kenapa Israel Masih Bungkam Dituduh Dalang Bunuh Bos Hamas Haniyeh?
  • Bom yang Tewaskan Haniyeh Diselundupkan 2 Bulan Lalu di Iran
  • 'Dikeroyok' Proksi Iran, Netanyahu Telepon Biden Minta Bekingan AS

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh jadi tokoh terkenal, terutama usai menjadi Perdana Menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.

(rds/rds)