nomor kambing

    Release time:2024-10-08 05:50:41    source:erek2 kucing kawin   

nomor kambing,hasil skor liga champion tadi malam,nomor kambingJakarta, CNN Indonesia--

Calon Wakil Presiden RI nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dijuluki "nepo baby" oleh media asing, dalam kontestasinya di pemilihan presiden 2024.

Media yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, menyebut Wali Kota Solo itu nepo baby karena sejumlah kontroversi Gibran selama mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

Lihat Juga :
Media Asing Juluki Gibran Rakabuming 'Nepo Baby', Apa Artinya?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gibran disebut "menunggangi jas ayahnya" untuk membangun politik dinasti, yang selama ini mengacaukan politik Indonesia.

Al Jazeeramenyoroti pengalaman politik Gibran yang cuma dua tahun menjabat Wali Kota Solo, jabatan yang sama dengan Jokowi di masa lalu, namun berani maju menjadi cawapres melawan wakil ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar dan Menkopolhukam Mahfud MD.

Media Qatar itu menggarisbawahi pencalonan Gibran yang disebut difasilitasi oleh keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pada Oktober, kala melonggarkan syarat usia minimum calon presiden dan wakil presiden.

Lihat Juga :
Daftar Negara Mayoritas Kristen yang Tak Rayakan Natal 25 Desember

"Para hakim membuat pengecualian yang memungkinkan pejabat yang setidaknya berusia 35 tahun untuk mencalonkan diri jika mereka sebelumnya sudah punya pengalaman," tulis Al Jazeera.

"Putusan itu sangat kontroversial karena ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Anwar Usman, adalah ipar Jokowi," lanjut Al Jazeera.

Kendati begitu, Al Jazeera juga menyoroti pandangan sejumlah pengamat yang menilai penampilan Gibran melebihi ekspektasi masyarakat yang memandangnya rendah.

Lihat Juga :
Respons Menlu Retno Ditanya soal Pengungsi Rohingya Didemo Mahasiswa

"Dia dipersiapkan dengan baik untuk debat dan menunjukkan bahwa dia memiliki pemahaman yang sangat baik tentang masalah ekonomi. Jauh lebih baik dari dua lawannya," kata peneliti di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura (RSIS), Alexander Arifianto, kepada Al Jazeera.

(blq/bac)