macau 1001

    Release time:2024-10-08 03:49:03    source:erek erek kopi   

macau 1001,dewa787 login,macau 1001

Jakarta, CNBC Indonesia -Laut menjadi tempat berkumpulnya sampah manusia yang hancur atau dikenal dengan mikroplastik.

Sama seperti sedimen alami, butiran sintetis kecil ini masuk ke perut makhluk-makhluk yang menghuni lautan, hingga berdampak buruk bagi penghuninya.

Para peneliti menemukan masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Menurut para ahli, jumlah tersebut meningkat sebesar 59 kali lipat selama 1990 hingga 2018. Tak hanya itu, tingkat konsumsi mikroplastik masyarakat Indonesia bahkan mengalahkan Amerika Serikat (AS) yang "hanya" sekitar 2,4 gram per bulan.

"[Jumlah di Indonesia] lebih banyak dibandingkan negara lain dengan sebagian besar partikel plastik berasal dari sumber air seperti makanan laut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan konsumsi mikroplastik harian sebesar 59 kali lipat dari 1990 hingga 2018," tulis laporan studi tersebut.

"Kontaminasi lingkungan dapat berlipat ganda pada tahun 2040 dan diprediksi akan terjadi kerusakan yang besar" tulis para peneliti dalam makalah baru dalam jurnal Science, seperti dilansir News Week.

Makhluk Kebal Mikroplastik

Namun ada satu organisme kecil tahan banting yang terkenal karena kemampuannya untuk hidup kembali. Bahkan setelah perjalanan ke luar angkasa, dibekukan atau direbus, serta dibombardir dengan radiasi.

Makhluk kecil itu adalah Tardigrada, yang menurut penelitian ia kebal ketika menelan mikroplastik.

Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli zoologi Flávia de França dari Universitas Federal Pernambuco di Brasil mengumpulkan sampel meiofauna, invertebrata antara sekitar 45 mikrometer hingga 1 milimeter, dari sedimen dangkal di pantai timur laut Brasil saat air surut.

Dalam sampel yang diambil, mereka menemukan 5.629 organisme individual, termasuk nematoda, cacing bersegmen, cacing pipih, cacing berbulu, udang benih, tungau, krustasea, dan tardigrada.

Pilihan Redaksi
  • Studi Temukan Mikroplastik di Otak Manusia, Begini Cara Masuknya
  • Ahli Prediksi Bencana Mikroplastik pada 2040, Begini Dampaknya
  • Kapal Asing Temukan 5 Rahasia Terdalam RI

Makhluk-makhluk ini dipelihara dalam tangki yang dirancang untuk meniru lingkungan alami sebaik mungkin, bersama dengan 100 gram sedimen yang mengandung berbagai tingkat partikel plastik.

Analisis mengungkap bahwa semua makhluk kecil menelan mikroplastik kecuali tardigrada. Mereka tampaknya memiliki kemampuan super untuk menghindari partikel-partikel yang ada di mikroplastik.

Namun, mereka tidak sepenuhnya terbebas dari mikroplastik. Lebih dari separuh tardigrada terlihat memiliki partikel mikroplastik di permukaan tubuh mereka, terutama di 'kaki' atau alat gerak mereka.

"Tidak adanya konsumsi mikroplastik oleh tardigrada kemungkinan terkait dengan struktur alat makan mereka, yang meliputi tabung mulut dengan stilet yang digunakan untuk menusuk dan menghisap daripada menelan organisme mangsa secara utuh," tulis para penulis, dikutip dari Science Alert, Senin (23/9/2024).

Penting untuk dicatat bahwa ada berbagai macam tardigrada, mereka memiliki bagian tubuh yang bentuknya berbeda. Jadi kemungkinan tidak semua mungkin terlindungi dari sampah mikroplastik.

Petaka Mikroplastik di Bumi

Penelitian ini juga menyoroti dampak yang lebih serius dari mikroplastik pada skala kehidupan yang kecil namun signifikan di Bumi.

Para penulis percaya bahwa ini adalah bukti pertama bahwa Turbellaria (cacing pipih) dan Gastrotrich (cacing punggung berbulu) mengonsumsi mikroplastik.

"Turbellaria dapat memangsa nematoda, copepoda, dan bahkan individu dari kelompok taksonomi yang sama," tulis para ilmuwan.

"Oleh karena itu, masuk akal bahwa setidaknya sebagian dari mikroplastik yang tertelan berasal dari mangsanya, yang menunjukkan bahwa mikroplastik memang dapat ditransfer ke rantai trofik."

Mereka berpikir bahwa cacing punggung berbulu, menelan mikroplastik karena mereka mengira itu makanan.

Penelitian ini berangkat dari pertanyaan tentang dampak mikroplastik terhadap kelimpahan dan keanekaragaman spesies.

Meskipun hubungan antara konsentrasi mikroplastik dan konsumsi relatif jelas, semakin banyak partikel plastik, semakin banyak makhluk yang menyerapnya.

Mikroplastik diprediksi akan menjadi bencana lingkungan yang sangat besar. Ahli memperkirakan polusi mikroplastik dapat meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2040.

Penelitian dari Environmental Science & Technology menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang paling banyak menelan mikroplastik dan nanoplastik di dunia.


(fab/fab) Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi AI Bantu Bank Perluas Penyaluran Kredit, Dijamin Aman?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">