smpn 88 jakarta

smpn 88 jakarta,arti nama surya,smpn 88 jakartaJakarta, CNN Indonesia--

Gangster di Haitimembakar markas besar polisi di ibu kota Port Au Prince, Bas Peu de Chose, pada Kamis (7/3).

Salah satu polisi Haiti, Synapoha, membeberkan kondisi para petugas.

Lihat Juga : Haiti Makin Mencekam, Pelabuhan hingga Rumah Sakit Ditutup

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haithi tengah bergejolak usai pemimpin geng kriminal Barbeque, Jimmy Cherizier, menyerukan para gangster mengambil semua tindakan untuk menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.

Para gangster lalu menyerang gedung pasukan keamanan dan terlibat bentrok dengan militer.

Pada Sabtu (2/3) malam, Cherizier dan gengnya menyerang dua penjara. Imbas aksi mereka, lebih dari 4.500 narapidana kabur dan banyak korban tewas.

Usai insiden tersebut, pihak berwenang Haiti mendeklarasikan darurat nasional selama 72 jam dan aturan jam malam.

Lihat Juga : Benarkah India Tidak Aman bagi Turis Asing Perempuan?

Belakangan, kebijakan itu diperpanjang hingga sebulan.

Cherizier dan kelompoknya terus menyerang fasilitas umum di Haiti. Layanan kesehatan bahkan nyaris lumpuh gegara tak ada pasokan obat dan staf yang bekerja.

Dia juga mengancam akan melakukan perang saudara jika Henry tak kunjung mundur.

"Jika Ariel Henry tidak mengundurkan diri, dan komunitas internasional terus mendukungnya, kita akan langsung menuju perang saudara yang akan berujung pada genosida," ujar Cheizier, dikutipAnadolu Agency.

Henry hingga kini belum muncul di publik padahal serangan gangster di Haiti makin ganas. Ia tengah berada di Puerto Rico dan tak bisa kembali karena bandara internasional ditutup.

Lihat Juga : Gedung Putih Kirim 'Kode Keras' ke Prabowo soal Relasi AS-RI, Ada Apa?

Serangan para gangster itu berlangsung usai ribuan orang berdemo meminta Henry mundur.

Berdasarkan kesepakatan politik setelah Presiden Jovenel Moise tewas pada 2021, Haithi seharusnya menggelar pemilihan umum tahun ini.

Setelah itu, Henry menyerahkan kekuasaan ke pejabat yang terpilih pada 7 Februari.

Namun hingga kini tak ada pemilu dan penyerahan kekuasaan.